Selamat Hari Raya Idul Fitri gaesss! Mohon maaf lahir batin ya kalo misalnya gue ada salah kata, baik itu di dunia nyata, dunia maya, maupun di blog gue ini.
Seperti Lebaran pada umumnya, pagi ini rumah gue kedatangan lontong. Hoho 😂 that's what i'm waiting for.
Hari ini tetangga gue ngantar lontong, di sela-sela percakapan kami. Dia ngebahas kucing yang mati beberapa hari yang lalu. Kucingnya gak terlalu besar, dan berbulu putih. Ghost! ciri-cirinya pas banget sama kucing gue-yang udah menghilang hampir seminggu yang lalu.
Apa itu kucing gue? Sumpah gue masi berharap kucing gue masi hidup. Serius.
Kucing gue, yang gue anggap sebagai kebaikan Tuhan karena udah ngabulin doa gue. Dulu gue berdoa: pengen punya kucing jantan berbulu putih. Dan lahirlah kucing itu. Kini dia udah mati, gak bisa gue elus elus lagi. Hiks.
Ini tentang kehilangan. Iya, kehilangan yang tak diharapkan. Kehilangan selama-lamanya. Ketika kita sudah nyaman dan sudah terbiasa dengan kehadirannya. Kita merasa hari esok pasti baik dan selalu baik. Ah, besok pasti akan berlalu seperti hari ini. Seperti itulah pikiran kita- yang terbiasa dengan zona nyaman. Pasti tetap ada dia. Tapi, God has another plan guys. It's about tomorrow. Tomorrow is promised to no one. Tak seorang pun dijanjikan tentang hari esok. Tak seorangpun bisa memastikan hari esok akan baik baik saja. Tak seorang pun.
Apa ini alasan mengapa manusia harus berdoa? Sepertinya iya. Dan memang iya. Doa mengajarkan kita untuk berpengharapan. Berharap hari esok jadi lebih baik. Ingat, hanya berharap. Bukan memastikan. Namun, dengan pengharapan itu, kita bisa membangun sedikit demi sedikit hari esok yang lebih baik.
Tapi, jika sudah kehilangan. Jika sudah terpisah oleh maut. Doa adalah sia-sia. Dalam ajaran agama gue gitu. Kita hanya boleh mendoakan sesuatu yang masih bernyawa.
Jadi sekarang gimana?
Yah, kita cuma bisa menerimanya. Menerima rencana Tuhan. Menerima kepergiannya.
Kehilangan. Bukan hanya hewan peliharaan. Tetapi kehilangan segala yang kita sayangi. Keluarga, kekasih, teman, dll. Semuanya pada intinya sama saja. Seperti kehilangan jiwa sendiri. Hampa sedikit, sisanya rindu.
Gue, nge-blog pakai Hati
Xoxo