Minggu, 03 Juli 2016

Pertemanan Pakai Hati

Terkadang gue bingung, pertemanan yang ideal itu seperti apa? Apa seperti di film-film? Dua atau lebih sahabat yang awalnya ketawa ha ha ha hi hi hi trus menghadapi masalah, mampu menyelesaikan dan tertawa kembali di ending. Atau beberapa orang yang tidak saling kenal, lalu sadar mereka memiliki mimpi yang sama, berjuang bersama, bahagia di ending. Bisa juga beberapa orang yang patah hati, menyadari sakit yang sama, nasib yang sama, lalu menjadi sering berbagi cerita bersama dan bahagia di ending. Apa seperti itu?

Lalu gimana dengan pertemanan antara cewek dan cowok? Apa kisah pertemanan mereka juga sama seperti 3 kisah yang gue ceritakan tadi? Apa bisa pertemanan mereka hanyalah pertemanan selayaknya teman? Tanpa hati, tanpa rasa. Jika begitu, mengapa banyak pertemanan yang retak bahkan pecah ketika salah satu diantaranya memiliki kekasih? Dua teman yang bahkan seperti keluarga, sekarang saling tak menyapa hanya karena kekasih. Berdalih "gue takut pacarnya cemburu" atau "gue gak mau dibilang pho" bahkan alasan yang paling klasik tapi paling bikin gue jijik, "gue ingin dia bahagia"


Jika benar pertemanan seperti ini tidak melibatkan "hati" dan pribadi, seharusnya takkan ada kata jauh dan menjauh saat yang lain memiliki kebahagiaan yang baru, toh tak semua kekasih akan cemburu dengan teman kekasihnya sendiri.

Pertemanan yang dulu dibangga-banggakan, sekarang musnah begitu saja. Bukan sepenuhnya karena kehadiran orang ke-3 yang disebut pacar. Lebih tepatnya karena ego masing-masing. Rasa enggan untuk jujur pada diri sendiri dan pada temannya. Rasa gengsi untuk mengutarakan alasan awal mereka dekat dan akhirnya "berteman". Alasan mengapa diri sendiri selalu berusaha untuk ada ketika dibutuhkan olehnya. Alasan mengapa ingin menjauh ketika salah satu memiliki kekasih. Mengapa tak ada sedikit saja kejujuran. Mengapa tak bisa sejenak berdamai dengan hati. Bahwa sesungguhnya ada hasrat untuk memiliki namun bukan sebagai teman. Hasrat ingin bahagia, berdua saja. Hanya berdua.

Pertemanan seperti ini, pertemanan pakai hati. Bukan salah lo jika menyukainya. Cinta tumbuh dari rasa nyaman, namun kenyamanan itu sendiri tak bisa ditentukan datang dari mana.

Takut ditolak. Takut dianggap modus. Takut pertemanan hancur. Alasan yang selalu dikatan oleh mereka yang ingin hubungan pertemanan berubah menjadi kekasih namun tak mampu mewujudkan. Bukan tak berani mengungkapkan, namun tak sanggup berdamai dengan hati.

Jika benar, rasa ingin memiliki itu ada. Katakan saja. Toh jika dia teman lo, dia akan memaklumi lo. Jangan memaksanya menerima lo. Mungkin saja bagi dia pertemanan itu tulus. Jangan pula langsung menuntut jawaban darinya. Ya. Setidaknya tidak akan ada lagi sesak di dada lo setelah lo berani jujur. Berani berdamai dengan hati.

Gue, nge-blog pakai Hati.
Xoxo

Tidak ada komentar:

Posting Komentar